Arioso mengalun...
Tak ada kata keluar kecuali pandanganku buram menahan genangan airmata...
Hatiku basah oleh kisah yg kau tulis untukku...
Kau bercerita tentang keraguan di hari esok, sebuah isyarat kerelaan akan rencana tuhan...
Begitu manis dan menyakitkan...
Bahkan ketika terbangun setelah menahan sakit tak sadarkan diri ...
Kau tak pernah mengeluh padaku...
"....Aku sesak merasakanmu bernafas dengan bantuan oxygen....
Aku takut dosis anti-sakit terus menggerogoti badanmu...
Aku merintih membayangkanmu meringis kesakitan...
Aku benci kau merasa bersalah dan memilih menangisi aku...
Aku kecewa dengan caramu menjaga "Kita" untuk menjauh...
Aku sedih kau memikirkan aku dan berkata "maaf"..."
Seandainya ini bisa terucap, sebagai bukti jika kau bukan beban untukku...
Apa kabar dirimu disana saat ini.. ?? Aku merindukan mu...
Merindukan setiap detail dari dirimu yg membuatku sekarat dan hilang...
(Untuk Dia yg Kupanggil Stradivarius)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar